Kamis, 15 November 2007

setelah batas

setelah batas adalah tiada
niscaya tak mungkin mencari sesiapa

pencarianmu adalah perjalanan tanpa henti sia-sia
bahkan perhentian, andaipun ada, tak boleh terlalu lama
karena terlalu lama dan teramat sebentar tak akan
tergurat dalam segala kamus kosakata, semua bahasa

dunia tanpa batas adalah perkara yang lucu
seperti seorang tua berpikiran uzur dan dungu
tapi apakah tua itu, umur tak terpermanai
dan kita tak bakal mati
mungkin masih akan ada makam tanpa jasad mendekam
tanpa apa-apa selain nisan yang terpacak
bertulis epitaf panjang tanpa tanggal kematian
tanggal, bulan, tahun dan berabad-abad
kau didera keabadian menjemukan

tak akan mungkin menghitung jumlah daun pada dahan,
dahan pada pohon, pohon pada hutan
dan berapa liter air disesap hutan dalam sehari
pula bagaimana sehari dalam dunia tanpa batas ini
apakah siang selamanya, ataukah malam tak terhingga
bukankah tanpa batas, dunia menjadi tak sempurna

dan kini, di penginapan ini
tak ada yang kau renungkan selain batas
seperti wajah yang mesti memiliki mata meskipun buta
sebujur laut mesti berbatas walaupun selesa
tiba-tiba kau menangis mengenang sepimu
yang seakan tak punya batas ini
sepi yang kautulis lewat surat-surat tersembunyi
yang perlahan buluk dan luntur
dalam seonggok kotak kayu mahoni

setelah batas adalah tiada
di sini, mustahil menemukannya


makassar, november 07

(sebuah interpretasi bebas dari novel the ocean sea, karya alessandro baricco)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar