hanya ada sebuah bola
itu pun merah pudar warnanya
dan lapangan basket kecil di halaman smp kecamatan
kau kejar bola itu
aku kejar bola yang sama
kita saling kejar, saling buru
beradu siapa yang mampu melompat paling tinggi
dan mencetak angka lebih dulu
hanya ada sebuah bola
itu pun merah pudar warnanya
menggelinding dan melenting di antara keringat
dan nafas kita yang membakar
kita berkerumun pada satu tiang ring
berebut menggapai lingkaran besinya yang tak lagi berjaring
di ujung lain, ada tiang ring yang lain
sepasang tiang ring itu berdiri sejarak garis lapangan
saling hadap dan menatap lama sejak smp ini didirikan
aku membayangkan, saat tak ada satu manusia pun,
kedua tiang ring itu bertemu
dan berpelukan tepat di tengah lapangan
hanya ada sebuah bola
itu pun merah pudar warnanya
matahari bersembunyi di balik papan ring
sebelum mekar dan kemudian hilang
ditelan atap sekolah
dan setelah puluhan lompatan,
belasan pantulan, serta satu dua liukan,
akhirnya aku kau kalahkan
ah, bola itu bundar, kawan
bola itu bundar
Pinrang, Juli 09
Minggu, 05 Juli 2009
Di Pantai Kappe
:Fajriah
seekor anjing kerdil mengguguk kepadaku di bibir pantai pasir yang hitam
sebentar kemudian anjing itu berlari-lari memamerkan punggungnya yang berwarna matahari kesore-sorean.
seorang lelaki menyeret jala sampai ke ujung dermaga
pinggulnya hilang ditelan ombak rumput laut perlahan-lahan
punggungnya ditimbuni cahaya yang muncrat dari sekumpulan awan.
langit sedang retak, sayang
tepat sebelum malam, jiwaku lamur bersama kangen dan separuh teluk yang terpotong kabut.
Pinrang, Juni 09
seekor anjing kerdil mengguguk kepadaku di bibir pantai pasir yang hitam
sebentar kemudian anjing itu berlari-lari memamerkan punggungnya yang berwarna matahari kesore-sorean.
seorang lelaki menyeret jala sampai ke ujung dermaga
pinggulnya hilang ditelan ombak rumput laut perlahan-lahan
punggungnya ditimbuni cahaya yang muncrat dari sekumpulan awan.
langit sedang retak, sayang
tepat sebelum malam, jiwaku lamur bersama kangen dan separuh teluk yang terpotong kabut.
Pinrang, Juni 09
Di Muara Sungai Saddang
Perahu penyeberangan ini kadang oleng dan berguncang
Tidak hanya sekali atau dua, baling-baling mesinnya menggunting dasar sungai berpasir terang
"Tidak akan ada yang tercebur sebelum perahu sampai ke seberang," berkata juru mudi
suaranya dalam dan tenang
Sementara muara sungai Saddang sedang surut di wajah para penumpang
Mungkin dia tahu hanya aku yang sendiri
Mungkin dia tahu hanya aku yang ketakutan.
Pinrang, Juni 09
Tidak hanya sekali atau dua, baling-baling mesinnya menggunting dasar sungai berpasir terang
"Tidak akan ada yang tercebur sebelum perahu sampai ke seberang," berkata juru mudi
suaranya dalam dan tenang
Sementara muara sungai Saddang sedang surut di wajah para penumpang
Mungkin dia tahu hanya aku yang sendiri
Mungkin dia tahu hanya aku yang ketakutan.
Pinrang, Juni 09
Langganan:
Postingan (Atom)