Kamis, 22 November 2007

Bermain-main lagi

Tak ada sajak beberapa hari terakhir ini. Sama-sama buntu. Aku dan Aan, seperti biasa, sepakat bermain. Berikut hasil main-mainku. Hasil main-main Aan bisa dibaca di sini.

Kata-kata berikut harus kami buat jadi sebuah sajak:

- baju kotor,
- mobil ambulans,
- karpet hijau,
- kaleng kosong,
- abu rokok,
- jam pasir.

lelaki muda dan benda-benda di kamarnya

inilah sebabnya aku pilih mempercayaimu,
bisik lelaki muda itu pada jam pasir di sudut kamar
angka-angka tak pernah jadi istri yang setia
yang senantiasa meminta suaminya tidur lebih awal saat malam
agar dapat membisikkan kalimat 'sarapanmu sudah siap, sayang'
pada esok paginya seusai bercinta.

inilah sebabnya aku tabah mendengarmu
ucap lelaki muda itu pada kaleng kosong tempat menadah
rembesan hujan dari atap yang bocor
detak detik seperti mimpi buruk berisi oceh anak-anak
yang banyak menuntut
minta ini dan itu tanpa pernah bertanya, berapa banyak
puisi bapak yang berhasil disulap jadi uang hari ini.

inilah sebabnya aku betah mendengusmu,
ujar lelaki muda itu pada lusuh lesu baju kotor
yang bergelantungan pada pepaku di daun pintu
abu sisa obat nyamuk memaksaku bergegas
menutup mimpi yang belum tamat
mimpi mencium gadis paling manis
yang ingin kujadikan istri meskipun matanya
rabun dan penyakitan.

inilah sebabnya aku tahan merebahkan tubuhku pada tubuhmu,
gumam lelaki muda itu pada abu rokok menyalju di karpet hijau
karena suatu saat aku pasti pergi tanpa jemputan,
atau nyanyian, atau sirene mobil ambulan
tanpa koran-koran memberitakan tragedi seorang penyair
yang mati bujangan.


Tak puas. kami lanjutkan permainan. Tantangannya harus lebih.

Kata-kata berikut harus kami buat jadi sebuah sajak:

- majalah bekas,
- kamar pas,
- bulu ketiak,
- hari jumat,
- pemantik api,
- ibu hamil,
- gantungan kunci,
- kaki kuda.

majalah bekas

sengaja kau beli majalah bekas itu
sekadar untuk tahu ada peristiwa apa
dua tahun lalu, di hari pernikahanmu

halaman 3-7:
sebuah wawancara dengan lima artis perempuan
korban pencabulan di kamar pas
sebuah studio pemotretan

halaman 8-9:
berita seorang ibu hamil tewas gantung diri
setelah harga susu berlipat tiga kali
masih di halaman yang sama
catatan kecil empat kolom
tentang seorang lelaki yang menangis
entah tangis sedih untuk istrinya yang mati
atau untuk sebuah kesempatan kawin lagi

halaman-halaman selanjutnya:
nyaris tak ada yang menarik
kecuali iklan gantungan kunci
yang juga berfungsi sebagai pemantik api
aneka bentuk; kaki kuda, bunga dahlia
atau kepala mantan presiden yang tetap tersenyum
setelah beberapa kali bebas pengadilan korupsi
(siapa mau beli?)

ah, masih ada satu lagi
halaman terakhir:
renungan hari jumat
tentang pentingnya membersihkan diri
menggunting kuku, mencukur kumis
dan bulu ketiak yang benar
seperti anjuran nabi

ternyata, simpulmu, selain pernikahanku
tak ada peristiwa penting terjadi hari itu.

makassar, november 07

ah, setelah membaca sajakmu, aku akui aku kalah, An!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar