Minggu, 21 Oktober 2007

bandara, sebuah ruang tunggu

tak ada sesuatu pun yang bisa aku tinggalkan untukmu
tidak kecuali musim hujan yang perlahan menguap di wajahku

malam diam, mungkin berpikir
: mengapa orang-orang terlihat sibuk saat ini
"permisi, pesawat berikut berangkat jam berapa?"

pada kepulangan kali ini, aku harap waktu
tak menjadikanku asing di hadapan masa lalu
dan senyum gadis-gadis tetap sederhana
seperti nyala padma di kuncup hidung mereka

malam diam, masih meraba
"apakah tujuan kita sama?"
"tidak, aku sedang menuju jawaban lain
untuk pertanyaan berbeda."

ah perjalanan seringkas ini
untuknya, barangkali tak ada sesajak pun menjadi

makassar-gorontalo, oktober 07

Tidak ada komentar:

Posting Komentar