Nyala apa yang lebih cahaya
Dari warna-warna yang menimpa
Rapuhnya dedaunan palma?
Hijau berlarut jingga
Jingga besemu kuning
Dan kuning mengubah air
Jadi serpihan emas bergayutan
Di ranting-ranting
Senja telah terperangkap dalam mataku
Tak bisa lari seperti jejak-jejak kaki
Terbenam pusaran pasir kelabu
Mungkin bayangnya lebih dulu
Hadir di tempat ini
Sebagai tubuh perawan rebah
Dijamah gelombang yang berguling gelisah
Di sini, tempat di mana bulan terlahir
Dari rahim terumbu karang ini
Nyala warna-warna pun lenyap
Bersama kepergian para dewa
Makassar, 3 September 2007
Sabtu, 15 September 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar