Sabtu, 15 September 2007

Tanjung Bayang, Pada Warna-warna

Nyala apa yang lebih cahaya
Dari warna-warna yang menimpa
Rapuhnya dedaunan palma?

Hijau berlarut jingga
Jingga besemu kuning
Dan kuning mengubah air
Jadi serpihan emas bergayutan
Di ranting-ranting

Senja telah terperangkap dalam mataku
Tak bisa lari seperti jejak-jejak kaki
Terbenam pusaran pasir kelabu
Mungkin bayangnya lebih dulu
Hadir di tempat ini
Sebagai tubuh perawan rebah
Dijamah gelombang yang berguling gelisah

Di sini, tempat di mana bulan terlahir
Dari rahim terumbu karang ini
Nyala warna-warna pun lenyap
Bersama kepergian para dewa

Makassar, 3 September 2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar