Sabtu, 15 September 2007

Kertas dari Sehelai Hari

Selembar kertas yang tercipta dari sehelai hari
Aku tulis namaku di sudut kiri atas
Di bawah kotak persegi
Yang sementara aku kosongkan
Buat namamu jika tak keberatan

Kertas itu terlihat lisut
Seperti malas yang enggan untuk beringsut
Seperti bulu-bulu kakiku yang menghutan

Kertas itu terlihat keriput
Mungkin karena kemarau
Pepohonan enggan berbunga
Apalagi berbuah, apalagi berbagi keteduhan

Namun kertas lisut keriput itu pula yang aku pakai
Untuk menulis cerita
Yang idenya aku rampok
Dari kisah cinta temanku dan pacarnya
Maaf untuk temanku, maaf untuk pacarnya
Aku tak punya kisah cinta yang indah buat dicerita

Tak seperti penulis kebanyakan
Aku tak pernah memulai cerita dari bagian awal
Bukan pula dari bagian akhir
Aku selalu memulai dari tengah
Karena aku terbiasa bangun di pertengahan hari
Mungkin butuh bantuanmu untuk menulis awal cerita ini
Awal hari ini
Karena aku yakin kau selalu bangun paling dini
Untuk sekadar sholat dan mengaji
Sedang untuk akhir cerita
Aku akan minta bantuan teman penulisku
Yang pandai membikin kejutan di akhir
Maaf untukmu, maaf untuk temanku
Hari-hariku tak punya awal dan akhir
Yang cukup pantas untuk jadi seutuhnya cerita

Kertas lisut itu tambah keriput berkerut-kerut
Masih banyak ruang kosong tersisa
Selain pertengahan cerita,
Namaku di sudut kiri atas
Dan kotak persegi yang sengaja aku kosongkan
Buat namamu jika tak keberatan

Makassar, 10 September 2007

1 komentar: