Senin, 17 September 2007

Ayunan Kertas

Semula, karena tak bertemu hutan
Karena kayu telah rela mengabu
Demi menyulut hidup tungku-tungku
Akar, rotan, belukar, bahkan perdu
Menjelma dipan, tikar, dan selimut lampu
Lantas, dari apa akan aku buat ayunan itu?

Semula, karena membayangkanmu sebagai bebulu
Karena diapung angin dari hulu ke hulu
Pintu ke pintu, dari rindu ke rindu
Punggungmu seolah layangan lepas
Tempat menulis sajak-sajak ringkas
Dan olehnya aku akan membelah kertas
Bakal ayunan buat tubuhmu yang kapas

Semula, karena ayunan mesti bertemali
Karena temali paling lembut adalah sayap-sayap peri
Sedang peri-peri masih sibuk belajar origami
Melipat angsa, menggunting telaga
Membuat sayap yang ujungnya dapat dikuncup-dibuka
Maka aku pilih memintalnya saja
Lalu biarkan temali itu memilih sendiri gayutannya

Mungil, ringan, dan bersayap seperti peri
Ayunan telah sedia berlayar menuju negeri jutaan origami
Naik dan berpeganganlah pada temali
Biar aku mendorongmu dari buritan
Nanti setelah tubuhku menjelma daun
Ganti kau yang mendorong bahuku
Dan saat hujan terlihat bersiap turun
Lipat dan simpanlah kembali ayunan itu

Makassar, 16 September 07

Tidak ada komentar:

Posting Komentar