Sssrr... Sssrr... Sssrr...
Pada air, helai-helai itu mengapung
Mengingatkanku pada mata paling palung
Pada punggung tanganmu yang menuntunku menangkap capung
Jauh dari laut, jauh dari kolam
Tempat capung istirah merendam tungkai
Aku jadi ragu menitip rindu lewat musim yang muai
Ssshh... Ssshh... Ssshh...
Pada udara, helai-helai itu membelai
Mengingatkanku pada urai paling lambai
Pada bait-bait syair yang kau baca buat semilir
Buat sungai yang berhenti mengalir
Batu yang cadas, kayu yang karas
Dan telur-telur unggas urung menetas
Seperti sawah terlunta di dataran panas
Ssskk... Ssskk... Ssskk...
Pada tanah, helai-helai itu menjamah
Mengingatkanku pada raut paling ramah
Pada kabut yang saban subuh berkerumun di bubung rumah
Dalam matamu yang palung dan berkabut
Masihkah capung kolam itu terjebak di sana,
Seperti kemarau yang menjebakku di sini
Di sunyi yang teramat jauh dari lautan ini
Makassar, 18 September 07
Selasa, 18 September 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar