Seperti ada yang menggantung
kupu-kupu mati
di langit Padebuolo sore ini.
Membisiki selokan
berhenti menampung hujan
yang melacak jejak-jejak tapak
pejalan kaki.
Semacam pesan ganjil
agar aku tak keluar rumah
tak kemana pun
sebab tak lama lagi
Padebuolo akan terjaga
dan mencumbu bidadari
yang menyamar sebagai malam hari.
Dari jauh, dentam palu pandai besi
menjadi lonceng yang membangunkan
seisi sarang kunang-kunang
memulakan pesta dansa
yang takkan berhenti sampai esok petang.
Gorontalo, Juli 08
Minggu, 20 Juli 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar