Sabtu, 12 Januari 2008

Penghujung Musim Hujan (3)

Mereka berlarian di sekitarmu. Anak-anak yang kemudian mengguncang-guncang tubuhmu agar buah-buah yang baru berkecambah itu tumpah dari ranting-rantingmu. Namun hanya sisa-sisa hujan yang semula menempel di daun-daunmu itu yang jatuh luruh menimpa kepala-kepala mereka. Dan mereka tertawa. Kau ingin ikut tertawa tapi kau tahan. Sebab tawa sebatang pohon dapat membuat anak-anak ketakutan. Maka kau biarkan mereka kembali berlarian di sekitarmu. Sampai salah satu di antara mereka ingin memanjatmu. Tapi kau membisikkannya semacam isyarat larangan. Sebab batangmu masih licin, basah dan berlumut. Kau khawatir dia akan jatuh dan sakit. Walau tak ada yang lebih sakit dari sakit akar-akarmu saat terinjak kaki-kaki mereka, dahan-dahanmu ketika dipatahkan tangan-tangan mereka dan sekujur kulitmu yang penuh toreh nama-nama mereka dan nama gadis-gadis yang mereka idam diam-diam. Kau ingin meringis tapi kau tahan. Sebab seringai sebatang pohon dapat membuat anak-anak ketakutan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar