Minggu, 16 November 2008

Botol

"AKU telah jatuh cinta pada setiap nafas dan batukmu,"
lirih botol obat batuk itu terbata-bata
tapi sang tahanan tak sedikit pun menghiraukannya.

Di sudut penjara, tahanan itu bersunyi saja
menjaga kapal mimpinya yang kunjung surut
digempur lautan batuk yang mengamuk.

Dua jam lepas tengah malam
pada akhirnya tahanan itu menyerah juga
botol itu direnggutnya tergesa, dicekiknya paksa.

"Persetan kapal mimpi. Persetan penjara ini!"
Raungnya sebelum menyesap kasar
cairan getir lewat bibir botol yang gemetar

"Cintai aku sewajarnya. Sewajarnya!"
Rintih botol obat batuk itu terengah-engah
tapi sang tahanan tak sedikit pun menghiraukannya.

Makassar, November 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar