Kamis, 17 September 2009

Wajah Pinrang

bahkan aku belum sampai di perbatasan
saat kau kirimkan sekumpulan mendung berbuah hujan
inikah cara kau menyambut kedatangan seorang kawan?

wajahmu, Pinrang, adalah wajah raja yang pulang dari tanah pengasingan
truk-truk pasir, pick-up pengangkut itik, salak, dan udang
juga orang sekarat dalam angkutan kota
apa lagi yang akan aku temukan?

aku sendirian di lapangan kota
lelaki-lelaki bersepak takraw di dekat ayunan dan perosotan
tubuh mereka yang kekar berubah lentur saat bersalto
dan nenek itu
kesulitan memahami kata-kata cucunya yang terlalu Jakarta

aku sendirian di lapangan kota,
bersama sedikit uang dan selembar foto kekasihku di saku
bekal itu sudah cukup
untuk menyesap segelas es teler yang tak terlalu istimewa
dan menolak godaan gadis-gadis yang pintar berdandan
mirip penghuni papan iklan

di wajahmu, Pinrang, apakah yang akan berubah ketika aku kembali nanti?

Pinrang, Juli 09

--sajak ini sepaket dengan sajak-sajak yang saya tulis selama melaksanakan kuliah kerja nyata (KKN) di Kabupaten Pinrang. terselip di catatan facebook dan baru sekarang saya ingat untuk mempostingnya di blog ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar