Minggu, 21 Oktober 2007

jalan kota

di kota ini, jalan-jalan meleleh
seperti kenangan yang benci tubuh sendiri
sehingga tiap pejalan-kaki mesti berjalan perlahan
amat hati-hati

entah di retakan jalan mana
pernah aku tanam ingatanku
tentang rimis-rimis cahaya dari matamu
tentang suatu waktu
ketika jarum jam sempat sejenak tak berdetak
setelah sececap ciuman yang kau titipkan di bibirku
menemaniku pulang dengan kedua tungkai yang layu

setiap kelok di jalan-jalan kota ini
mengingatkanku pada alir sungai
di rambutmu yang urai
pada kenangan yang tiap kali kau potong
akan bertambah panjang, semakin memanjang
dan semakin nakal menjawil punggungmu

suara seperti langkah-langkah berat tercekat malam ini
adalah suara rerontokan hujan yang melanggar janji
pada kemarau yang telah menentukan bulan dan hari
sementara di dadaku ada cemas membongkah-batu
cemas akan ingatanku yang mungkin tengah meleleh
di suatu retakan. setelah sekian lama aku abaikan


gorontalo, oktober 07

Tidak ada komentar:

Posting Komentar